Kata Sambutan Direktur Eksekutif ICO di Pembukaan Acara SCOPI

Pidato 1: Pertemuan Para Pemegang Saham Perdagangan

Tamu terhormat

 

Bapak-bapak dan Ibu-ibu,

 

Merupakan sebuah kehormatan untuk berada di Indonesia pada sebuah acara penting seperti ini. Selalu menjadi sebuah kesenangan bagi saya untuk kembali ke Jakarta dan mendapatkan sambutan yang hangat.

 

Saya ingin menyampaikan penghargaan terhangat dan puji syukur kepada pemerintah Indonesia dan GAEKI atas penyelenggaraan pertemuan ini, dan atas program yang mengagumkan.

 

Indonesia merupakan salah satu anggota tertua dan yang paling penting dalam Organisasi Kopi Internasional. Yang merupakan anggota pertama yang menandatangani Perjanjian Kopi Internasional pertama pada tahun 1962 yang telah menjadi member yang suportif dan aktif.

 

Indonesia juga menjadi penyelenggara peretemuan ICO Executive Board pada tahun 1987, dan mengetuai Dewan Kopi Internasional pada tahun 1995. Dan bulan lalu di London, teman baik saya Mr. Leman Pahlevi mengetuai pertemuan ICO Private Sector Consultative Board, bagian penting dalam kerjama sama kami dengan pihak swasta.

 

Yang lebih penting lagi adalah, sebagai Direktur Eksekutif dari Organisasi Kopi Internasional, saya memiliki kesempatan untuk berbicara kepada para penonton yang sudah ahli dan memiliki pengetahuan tingkat tinggi.

 

Kita sedang berada dalam saat yang penting di dalam bidang kopi internasional. Kami menghadapi beberapa tantangan tingkat nasional dan global, dan penting sekali bahwa keduanya baik di bidang swasta maupun pemerintah untuk berkerja sama untuk memastikan masa depan berkelanjutan rantai persediaan kopi.

 

Seperti yang kita ketahui, Indonesia bukan hanya negara produksi kopi yang tinggi di dunia, melainkan memiliki jumlah konsumen kopi yang tinggi. Indonesia merupakan negara produsen kopi nomor 4 dan konsumen nomor 7.

 

Kesuksesan dan kesejahteraan sektor kopi Indonesia merupakan hal yang penting bagi persediaan dunia dan tingkat permintaan. Artinya, ada tekanan pada sektor kopi Indonesia, dimana permintaan dari dalam negeri meningkat malah mengurangi kemampuan untuk meng-ekspor ke luar negeri. Saya yakin ini merupakan persoalan yang harus kita bahas kembali dalam dua hari kedepan.

 

Saya ingin memulai pembicaraan mengenai kecenderungan dan dinamika yang kita perhatikan di pasar kopi sedunia.

 

Kopi tahun 2015/16 barulah selesai, dan saat ini ICO mencatat estimasi kerugian sekitar 3.3 juta karung. Tingkat konsumsi tercatat sebanyak 151.3 juta karung sedangkan produksinya tidak lebih dari 148 juta.

 

Ini merupakan tahun kedua secara berturut-turut dimana tingkat konsumsi melebihi tingkat produksi sedunia. Akan tetapi, hal ini tidak menyebabkan kurangnya persediaan karena akumulasi jumlah kopi tahun 2012/13 dan 2013/14.

 

Persediaan pada negara peng-ekspor telah dikurangi, walau jumlah inventaris pada negara peng-impor telah ditambah. Kami memperkirakan bahwa aktivitas pembakaran yang dilakukan selama 14 hingga 15 minggu akan dilakukan di gudang-gudang di negara peng-impor.

 

Di Indonesia, jumlah produksi tahun lalu tercatat sebanyak 11.5 juta karung, dan di ekspor sebanyak 8 juta karung.

 

Tetapi, sepertinya tahun ini tidak begitu beruntung, kekeringan yang disebabkan oleh El Nino dan curah hujan yang tidak kunjung tiba memengaruhi pertumbuhan tanaman kopi.

 

Ketidakstabilan pada tingkat permintaan dan persediaan kopi telah memberikan efek yang sangat kontras pada harga.

 

Diantara bulan Oktober 2014 dan awal tahun 2016 pasar tengah jatuh, karena penurunan kapasitas persediaan dan permintaan. Disebabkan oleh tingkat ekspor yang tinggi, sebesar 110 juta karung per tahun selama empat tahun belakangan.

 

Pada enam bulan terakhir, harga pasaran kopi mencapai angka yang sama dengan buan Februari tahun 2015. Rata-rata indikator harga bulanan ICO lebih dari 138 sen US per ons, dibandingkan tahun lalu yaitu 113 sen.

 

Umumnya pergerakan harga kopi internasional dipengaruhi oleh harga pertukaran mata uang. Turunnya nilai mata uang Brazil dan Kolombia telah menimbulkan dorongan untuk menjual kopi ke pasar internasional dan ke saham.

 

Ini menghalangi harga internasional untuk mendapatkan kekuatan signifikan.

 

Pada pasar kopi Robusta, harganya lebih stabil, akan tetapi masih belum sepenuhnya kuat menghadapi kondisi tekanan yang buruk.

 

Namun, dalam enam bulan terakhir pasar Robusta telah meningkat, dengan pasar investasi London yang meningkat lebih dari sepertiga sejak bulan Maret dan baru-baru ini mencapai harga 2000 USD per ton dalam 18 bulan belakangan. Hal ini dikarenakan meningginya kekhawatiran akan ketersediaannya Robusta.

 

Walau dengan peningkatan akhir-akhir ini, harga kopi pada umumnya sedang mengalami tekanan menurun sejak beberapa tahun ke belakang.

 

Alhasil, harga yang dibayar kepada para produsen kopi lebih rendah di sejumlah Negara. Situasi ini diperburuk oleh kenaikan biaya produksi bagi sejumlah produsen.

 

Di ICO, kami telah menerbitkan sebuah hasil penelitian yang mempelajari biaya produksi dan ekonomi berkelanjutan dari penumbuhan kopi. Kami menemukan bahwa sejumlah produsen menganggap produksi kopi tidak menguntungkan, dimana pendapatan tidak dapat menutup biaya produksi.

 

Kami melihat ekonomi berkelanjutan dari kopi sebagai isu utama dalam pasar global, dan kami akan mengevaluasi perkembangan selama satu tahun depan.

 

Melihat ke depan, kami melihat beberapa trend yang akan muncul pada jangka pendek dan panjang.

 

Pertama-tama, dalam hal produksi, ketersediaan kopi Robusta akan tertekan. Hal ini dikarenakan pengaruh cuaca terhadap produksi di Vietnam dan Indonesia.

 

Pada jangka waktu panjang, konsumsi kopi dunia dapat meningkat, dengan laju sedikit di bawah 2% per tahun, dimana Asia Timur dan Tenggara dapat melihat laju pertumbuhan di atas 5% per tahun. Alhasil, konsumsi total dunia dapat meningkat lebih dari 25 juta karung di dalam 10 tahun ke depan, dengan asumsi dimana produksi dapat mengimbangi.

 

Akhirnya, kami mengharapkan pasar untuk terus memperkuat, sebuah trend yang menandai pasar kopi di tahun terakhir. Ini berarti para produsen utama di dunia akan mengharapkan sebuah persentase total dunia yang lebih besar.

 

Sejak 2001, lebih dari setengah pasar kopi telah di pertanggungjawabkan oleh tiga produsen ini: Brazil, Vietnam serta Kolumbia, dan bagian pasar mereka tetap bertambah.

 

Hal ini harus menjadi trend yang mengkhawatirkan, karena memjadikan pasar kopi lebih rapuh terhadap guncangan penawaran dan pengaruh cuaca.

 

Trend ini juga terlihat pada konsumsi kopi, dimana konsolidasi pada sector swasta telah mengurangi jumlah perusahaan pada pasar kopi.

 

Sejumlah akuisisi swasta telah mempercepat konsolidasi pasar, walau angka pasti sulit didapatkan, beberapa estimasi mengatakan bahwa 40 hingga 50% dari pasar kopi eceran global dipegang oleh hanya tiga perusahaan.

 

Apakah artinya bagi Indonesia?

 

Untuk jangka waktu pendek, pengurangan ketersediaan Robusta dapat membuka kesempatan untuk memenuhi kekosongan, walau cuaca yang tak dapat ditebak bias menimbulkan masalah.

 

Hal ini akan berakibat pada pemakaian kopi Arabica untuk memenuhi deficit, dimana dapat membantu harga kopi Arabica.

 

Ini adalah kesempatan yang baik untuk mempromosikan produksi Arabica untuk harga yang lebih tinggi serta meningkatkan pendapatan melalui ekspor. Dengan berinvestasi di produksi Arabica, mempromosikan kegiatan agrikultur yang baik, dan memperbaiki kualitas, Indonesia dapat mengambil keuntungan dari situasi pasar kini.

 

Lebih lagi, sebuah pasar domestik yang dinamis dapat memberikan sebuah alternative dan keamanan melawan perubahan-perubahan harga internasional.

 

Lebih penting lagi adalah Indonesia memiliki sebuah sector kopi yang berkelanjutan dan dapat bersain di dunia internasional. Hal ini membutuhkan kolaborasi dan koordinasi antara sektor swasta dan publik.

 

Karena itu sangatlah penting untuk menjadi bagian dari keluncuran sukses Indonesian Sustainable Coffee Platform, SCOPI, dan semua kerja keras yang telah dilakukan menuju implementasi National Curriculum for Sustainable Production untuk kopi Robusta dan Arabica.

 

Terima kasih,

 

 

 

Pidato 2: Kata pembuka untuk ‘Road to Development of National Curriculum for Sustainable Arabica Coffee’ oleh SCOPI

Tamu terhormat

 

Bapak-bapak, dan Ibu-ibu,

 

Ini adalah kehormatan besar diundang oleh pemerintah Indonesia dan Sustainable Coffee Platform for Indonesia SCOPI, untuk berbicara di seminar yang penting ini.

 

Kita berkumpul pada acara hari ini untuk meluncurkan ‘National Curriculum for Sustainable Arabica Coffee’, yang sangat penting tidak hanya sektor kopi Indonesia, tapi juga untuk kelanjutan jangka panjang sektor kopi global.

 

Saya ingin memulai dengan memberikan pengenalan pendek akan ICO, siapa kami dan apakah yang kami lakukan.

 

International Coffee Organization ini adalah organisasi antar pemerintah utama untuk kopi. Kami mengumpulkan pemerintah ekspor dan impor untuk memperkuat sektor kopi global dan mempromosikan system berkelanjutan di dalam lingkungan pasar untuk kebaikan seluruh peserta di sektor kopi.

 

ICO memberikan kontribusi praktis kepada sebuah sektor berkelanjutan dan berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan di negara berkembangb melalui empat aktivitas berikut:

 

Menyediakan sebuah forum bagi pemerintah dan sektor swasta untuk berkomunikasi.

Memberikan kontribusi objektif dan luas dalam informasi ekonomi, teknis dan ilmiah bagi sektor kopi dunia.

Mengembangkan konsumsi dan pasar kopi melalui aktivitas promosi inovatif.

Memberikan nasihat kepada pemerintah untuk perkembangan proyek yang dapat menguntungkan ekonomi kopi dunia.

ICO sangat tertarik dengan mendukung negara anggota kami untuk mencapai ‘Sustainable Development Goals’ (SDG).

 

SDG berkeinginan untuk menyatukan kebijakan publik menuju satu tujuan, yaitu: memperbaiki kehidupan generasi kini tanpa mempengaruhi buruk kesejahteraan generasi yang akan datang.

 

Sektor kopi merupakan kunci ke lingkungan ekonomi dan sosial pada wilayah produksi kopi. Dengan demikian setiap kegiatan yang dilakukan untuk mencapai kelanjutan sektor kopi akan berkontribusi juga pada tercapainya SDG pada tingkat nasional.

 

ICO berkontribusi ke SDG melalui usaha peningkatan kesejahteraan para penanam kopi dan keluarganya. Ini dilakukan dengan membantu pemerintah dari negara anggotanya untuk membuat dan menjalankan kebijakan yang bertujuan mendirikan ekosistem produksi yang kuat serta meningkatkan keuntungan dari aktivitas pertumbuhan kopi.

 

Sebagai satu-satunya organisasi antar pemerintah untuk kopi, ICO ada di posisi unik untuk menasehati pemerintahan nasional untuk menjalankan kebijakan yang lebih baik, dan kami siap dan berkeinginan untuk menawarkan bantuan teknis yang diperlukan.

 

Industri kopi telah mengakui kepentingan inisiatif swasta-publik yang membuat dampak bersama. Dengan berkooperasi bersama inisiatif seperti Global Coffee Platform dan Sustainable Coffee Challenge, ICO juga menawarkan kepada anggotanya sebuah cara efektif untuk berkolaborasi dengan sektor swasta untuk keberlangsungan sektor.

 

Peran dari National Coffee Platform adalah memprioritaskan isu yang mempengaruhi sektor kopi di tingkat nasional agar mereka dapat berkomunikasi demi melancarkan kolaborasi swasta-publik.

 

Ini memberikan sebuah gambaran akan pekerjaan yang telah dilakukan di dalam ICO, dan membawa saya kepada pekerjaan penting yang dilakukan SCOPI di Indonesia.

 

Dari yang saya katakan di hari sebelumnya, Indonesia adalah negara kunci untuk pasar kopi internasional. Indonesia adalah negara terbesar keempat sebagai produsen kopi dan terbesar ketujuh untuk konsumen di dunia.

 

Tetapi walau pasar kopi domestic sedang dinamis dan berkembang pesat, produksi tidak dapat menyeimbangi. Dengan demikian kemampuan ekspor Indonesia telah berkurang.

 

Agar Indonesia dapat bertahan sebagai salah satu kekuatan kopi di dunia, dia perlu memastikan system produksinya dapat berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan pada lingkungan.

 

Ini adalah alasan mengapa program seperti SCOPI sungguh penting.

 

Saya juga sadar walau baru saja didirikan, SCOPI dapat memberikan jalan untuk Indonesia agar menanggulangi masalah berat untuk keberlanjutan sektor kopi seperti: rendahnya organisasi antar penumbuh kopi; rendahnya kesadaran akan teknik agrikultur yang terbaik, cara pembuatan dan kebiasaan setelah memanen yang baik; serta terbatasnya akses terhadap keuangan dan masukan agrikultur.

 

Pada acara seperti ini, SCOPI dapat memenuhi misinya untuk mengembangkan dan mempromosikan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi untuk membantu kelangsungan kopi.

 

Tahun lalu, SCOPI meluncurkan National Sustainability Curriculum pertamanya dan buku manual latihan untuk Good Agricultural Practices for Sustainable Robusta Coffee. Sekarang ia tengah bekerja sama dengan pemerintah Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Timur dan Jawa Barat untuk membawa konten tersebut kepada penumbuh kopi.

 

Pengembangan manual ini memerlukan kolaborasi antara banyak stakeholders, dan merupakan bukti bagaimana kita dapat memberikan sebuah visi yang menyeluruh untuk menghubungkan platform kopi nasional dengan ekonomi kopi global untuk implementasi kebijakan dan proyek yang mementingkan prioritas nasional.

 

Saat ini kami sedang bekerja untuk menyelesaikan National Sustainability Curriculum for Arabica Coffee. Pengembangan untuk kurikulum ini sangatlah penting untuk memperkuat sektor kopi Indonesia dan memperbaiki kooperasi antara sektor swasta dan publik.

 

Dengan ini saya ingin memberikan dukungan penuh, atas nama ICO, kepada pekerjaan ini, dan berharap agar workshop hari ini akan berjalan dengan lancer dan sukses.

 

Terima kasih.

 

 

 

Sumber: “Kata Sambutan Direktur Eksekutif ICO di Pembukaan Acara SCOPI” dpublikasikan oleh https://icocoffeeorg.tumblr.com pada 18 Oktober 2016

Share this Post