Amerika Serikat akan Impor Kopi Indonesia Senilai Rp 241 miliar

ATLANTA, Amerika Serikat — Indonesia menjadi a portrait country dalam ajang Specialty Coffee Association of America (SCAA) ke-28 yang digelar di gedung Georgia World Congress Center di Atlanta, Amerika Serikat, dari 14 hingga 17 April.

Di ajang tahunan ini, sekitar 12.000 pengunjung, para pemangku kepentingan di bidang kopi di AS, dan negara eksportir kopi berkumpul. Posisi sebagai portrait country adalah yang pertama kali bagi Indonesia.

Selain mendapat exposure utama dalam SCAA 2016, dalam bentuk informasi di berbagai medium termasuk plasma TV di arena GWCC, Indonesia juga mendapat kehormatan untuk bersama pimpinan SCAA membuka secara resmi dimulainya ajang pameran.

Direktur Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, Nuz Nuzulia Ishak, mengatakan bahwa ikut di SCAA adalah kesempatan baik untuk promosi sekaligus mengenalkan kopi specialty terbaik Indonesia.

SCAA kali jadi momentum dimulainya proses nation branding bagi kopi Indonesia yang selama ini sebenarnya sudah dikenal di pasar AS dan dunia melalui nama asal seperti kopi Sumatera, kopi Toraja Sulawesi, kopi Aceh Gayo, kopi Bali, sampai kopi Flores Bajawa

Paviliun Indonesia di SCAA ke-28 terletak di posisi yang strategis dan seluas 127 m2. Paviliun ini hasil kolaborasi Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan empat asosiasi lainnya: Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Asosiasi Eksportir Indonesia (AEKI), Asosiasi Kopi Specialty Indonesia (AKSI), dan Sustainable Coffee Platfom Indonesia (SCOPI).

“Dunia selalu defisit kopi. Produk ini sudah menjadi gaya hidup. Permintaan meningkat terus dan seringkali sulit dipenuhi karena isu produktivitas lahan dan proses produksi,” kata Ketua Umum SCOPI, Moenardji Soedargo.

“Konsumen di negara seperti AS dan Eropa juga menghendaki kualitas yang tinggi dan peka terhadap isu produksi berkelanjutan. Ini fokus SCOPI, yang bersama pemerintah juga tengah membangun sistem sertifikasi kopi nasional,” kata Moenardji.

Indonesia adalah produsen kopi terbesar keempat di dunia pada 2015. Ekspor kopi tercatat hampir 500 juta kilogram dengan nilai US$ 1,2 miliar dolar.

Amerika Serikat adalah pasar ekspor kopi terbesar bagi Indonesia, disusul oleh Uni Eropa.

“Kita masih mengejar potensi pasar yang besar di AS, termasuk untukspecialty kopi,” kata Nuz Nuzulia.

Di ajang SCAA 2016, Indonesia mendapat komitmen impor dari AS senilai US$ 18 juta dolar, atau sekitar Rp 241 miliar, dalam bentuk impor kopi sebanyak 200 kontainer sepanjang 2016 ini.

Penandatanganan komitmen dilakukan oleh Delima Hasri Azahari mewakili asosiasi kopi specialty dari Indonesia dan wakil dari Royal Coffee US. Penandatanganan turut disaksikan Nuz Nuzulia, pada 15 April waktu setempat.

Menurut data statistik, Indonesia mengekspor total 65,5 juta kilogram kopi, setara dengan US$ 281 juta dolar, ke pasar AS pada 2015.

“Januari-Februari tahun ini kami melihat kenaikan 17 persen,” kata Nuz Nuzulia.

17 kopi specialty terbaik dari Indonesia dibawa ke SCAA 2016. Mereka dipilih dari 100-an kopi dari petani produsen dari lima pulau penghasil kopi di Indonesia.

Menurut Moenardji, Kementerian Perdagangan menunjuk Casswell Indonesia untuk melakukan kurasi. SCOPI bertanggung jawab dalam proses ini. Akhirnya terpilih 17 jenis specialty coffee dengan skor di atas 80 yang ditetapkan SCAA.

Di ajang SCAA 2016 juga, untuk pertama kalinya paviliun portrait countryakan melakukan lelang internasional. Ada 900 kg kopi yang akan diperebutkan pembeli.

Ada juga sesi Coffee Cupping di Paviliun Indonesia di SCAA 2016. Ini adalah sebuah proses penting untuk mengetahui cita rasa kopi dari menghirup bau dan mencicipi rasanya.

“Pembeli tidak akan tertarik sebelum cupping,” kata Indi Soemardjan dari GAEKI yang juga pemilik Javanero Coffee.

 

 

Sumber: Foto dan artikel oleh Uni Lubis “Amerika Serikat akan impor kopi Indonesia senilai Rp 241 miliar”. Dipublikasikan tanggal 16 April 2016 pada https://www.rappler.com/indonesia/129716-amerika-serikat-impor-kopi-indonesia

Share this Post