SIPERS National Sustainable Coffee Stakeholders Meeting 2020

Kolaborasi Pemangku Kepentingan Sektor Kopi Dorong Ekosistem Kopi Berkelanjutan di Era Kenormalan Baru

Diskusi Tindak Lanjut Dalam National Sustainable Coffee Stakeholders Meeting 2020

Indonesia adalah negara produsen kopi terbesar ke-4 di dunia dengan produksi kopi di tahun 2019, berdasarkan data Kementerian Pertanian, sebesar 729.074 ton. Tidak dapat dipungkiri, pandemi COVID-19 berdampak pada rantai pasok kopi Indonesia, salah satunya terhadap nilai ekspor biji kopi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah Kementerian Perdagangan, nilai ekspor biji kopi di periode Januari – Mei 2020 sebesar 312 juta USD yang menurun 12.20% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019. Dampak yang dirasakan di sektor hilir, kian terasa di sektor hulu, sehingga penguatan sumber daya manusia di sepanjang rantai pasok kopi, khususnya petani kopi, menjadi hal penting.

 

Ketua Dewan Pengurus Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), Irvan Helmi dalam sambutannya pada pembukaan pertemuan National Sustainable Coffee Stakeholders Meeting 2020 yang diadakan oleh SCOPI menjelaskan, “Dalam upaya menjawab berbagai tantangan di sektor perkopian, SCOPI mengedepankan penguatan sumber daya manusia di sepanjang rantai pasok kopi, khususnya petani kopi, untuk mewujudkan kopi berkelanjutan di Indonesia. Maka dalam pelaksanaan programnya, SCOPI mengutamakan penguatan para Master Trainers yang menjadi garda terdepan dalam pelatihan dan pendampingan terhadap para petani kopi. Melalui pertemuan ini, SCOPI mengajak para anggota, mitra kerja dan para pemangku kepentingan di sektor kopi Indonesia untuk bersama bertukar aspirasi dengan para Master Trainers SCOPI guna mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan usulan langkah aksi bersama,” ujarnya.

 

Pertemuan para pemangku kepentingan sektor kopi dalam jejaring SCOPI ini mengundang Deputi Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Ibu Ir. Musdalifah Machmud, MT, para anggota, mitra, Master Trainers (MT) serta perwakilan pemerintah pusat dan daerah di 15 provinsi yang menjadi fokus area, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Papua.

 

Ibu Musdalifah Machmud menjelaskan dalam sambutannya bahwa kopi adalah salah satu komoditi perkebunan unggulan sumber devisa Indonesia yang penting dijaga keberlanjutannya serta menjadi komoditas prioritas Pemerintah yang perlu didorong hingga tahun 2035. Dukungan dan program dari Pemerintah dijalankan untuk mendorong baik sektor hulu dan hilir kopi. “Pemerintah mendorong program padat karya terutama untuk Usaha Kecil dan Menengah, dengan target untuk menjaga supaya demand tidak menurun. Salah satu bentuk yang didorong adalah

pengembangan korporasi petani sesuai karakteristik komoditas nya. Untuk kopi sudah banyak best practices yang dilakukan karena trend bisnis dalam perkopian sangat pesat perputarannya, sehingga menjadi indikasi ekonomi kopi di Indonesia sangat potensial. Perlu juga dari Pemerintah Daerah untuk mendorong perekonomiannya terutama di sektor kopi. Kami sangat apresiasi upaya SCOPI untuk mengembangkan SDM terutama petani kopi, dengan komitmen mengembangkan kolaborasi dari semua pihak, untuk mewujudkan kopi berkelanjutan di Indonesia yang bisa mendukung peningkatan ekonomi Indonesia dan rakyat Indonesia, “ ungkap beliau.

 

Direktur Eksekutif SCOPI, Paramita Mentari Kesuma menjelaskan di berbagai provinsi penghasil kopi terdapat tantangan tersendiri semasa pandemi COVID-19 dan memasuki era kenormalan baru. Bersama Master Trainers SCOPI yang menjadi perpanjangan tangan SCOPI, serta kolaborasi berbagai mitra, diharapkan dapat mendorong pengembangan SDM petani kopi di berbagai provinsi. “SCOPI sebagai wadah, menjaring aspirasi dari berbagai pemangku kepentingan sektor kopi. Kami meyakini bahwa, kopi sekiranya tidak bisa lagi dipandang sebagai satu sektor perkebunan saja, namun sebagai suatu ekosistem yang menyeluruh. Untuk itu, pertemuan hari ini adalah salah satu tindak lanjut untuk mengidentifikasi dan lebih mengerucutkan berbagai tantangan, kendala dan kesempatan dalam pertanian kopi serta pengembangan SDM sektor kopi di tiap wilayah kerja SCOPI, yang disampaikan oleh para mitra Master Trainers kami. Kami berharap dapat mendorong rencana aksi kolaborasi nyata yang dapat dilakukan di tingkat daerah maupun secara kolektif di tingkat nasional, sesuai peranan masing-masing, untuk mendorong terwujudnya kopi berkelanjutan di Indonesia,” pungkasnya.

 

-- selesai --

 

Informasi lebih lanjut, hubungi: Swiny Adestika Communications Manager

Email: [email protected] Mobile: +6282114673900

 

Tentang SCOPI

Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) adalah organisasi nirlaba yang berbadan hukum dalam bentuk perkumpulan untuk multi-stakeholder yang peduli terhadap pengembangan dan keberlanjutan kopi di Indonesia. SCOPI bertujuan mengembangkan sekaligus menyediakan praktik pembelajaran bersama dalam pengembangan komoditas kopi di Indonesia mulai dari praktik budidaya, pascapanen, penguatan organisasi petani, akses pasar, akses keuangan, indikasi geografis, sampai dengan peningkatan Kemitraan Pemerintah dan Swasta (Public Private Partnership/PPP) dengan tujuan meningkatkan peluang ekonomi bagi petani, ketahanan pangan, dan kelestarian lingkungan.

 

 

 

Share this Post