Detail Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Dampak perubahan Iklim yang terjadi saat ini sangat dirasakan oleh semua orang, tidak terkecuali petani kopi. Curah hujan berlebih dan angin kencang, kemarau panjang, kenaikan suhu yang tinggi, memiliki banyak pengaruh terhadap produktivitas tanaman kopi. Pada tanggal 10 November 2022, SCOPI bersama dengan HRNS, Universitas Lampung dan Yayasan KEHATI menyelenggarakan Diskusi Kopi dengan mengangkat tema Biocharcoal dan Kompos sebagai upaya untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang terjadi, terutama di perkebunan kopi.
Diawal pemaparan dijelaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia saat ini mengalami fenomena La Nina, dimana terjadi intensitas hujan yang berlebih, serta hampir tidak ada bulan kering dalam setahun. Hal ini berdampak terhadap produksi kopi ditahun selanjutnya, dimana akan banyak terjadi penurunan persentase pembungaan serta gugur buah.
Biochar sendiri merupakan bahan pembenah tanah yang dihasilkan dari proses pembakaran sisa sisa hasil panen /biomassa yang tidak termanfaatkan (seperti kulit kopi, kulit padi, bonggol jagung) melalui pembakaran tidak sempurna atau dengan supply oksigen terbatas (pyrolisis). Sedangkan (pupuk) kompos sendiri merupakan bahan organik yang diuraikan dengan bantuan bakteri pengurai (dekomposer) sehingga hasil akhirnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah.
Pemanfaatan Biochar dan Kompos menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para petani kopi dalam menghadapi fenomena perubahan iklim yang terjadi. Pada prinsipnya, penggunaan biochar dan kompos mampu menyediakan ketersediaan nutrisi yang cukup bagi tanah dan tanaman, meningkatkan pH tanah dan daya serap air serta unsur hara didalam tanah. Diskusi Kopi (DISKO) dapat diakses melalui kanal LIVE Youtube SCOPI : Tonton Disini