LOKAKARYA PENGUATAN ORGANISASI PETANI

Jakarta (Indonesia), 26 April 2019 – Lokakarya ketiga pada hari ini membahas dua topik dibahas secara intensif; akses ke keuangan dan akses ke pasar, terkait dengan penguatan kelompok tani. Hadir pada sesi awal adalah Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian RI, tentang peran pemerintah untuk mendukung bibit kopi bagi petani.

Dihadiri oleh 22 peserta yang terdiri dari anggota, mitra, dan pemangku kepentingan, lokakarya ini menyambut baik kehadiran para narasumber, diantaranya Bpk. Adrian Bolliger (Hanns R. Neumann Stiftung – HNRS), Bpk. Dwiyono Bayu Winantio (BTPN Syariah), Bpk. Wagianto  (PT. IndoCapco), Mr. Absardi (MPKG Aceh Gayo), Ibu. Musdhalifah Machmud (Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian), dengan moderator: Mr. Indradi Soemardjan (Javanero), dan notulen Ms. Intan Savitri Wahyoe.

Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) mempresentasikan pandangan mereka tentang apa yang diperlukan untuk memperkuat kelompok tani untuk meningkatkan posisi tawar mereka yang menguntungkan petani secara ekonomi dan sosial. MPKG menyoroti kolaborasi dengan pemerintah daerah Aceh dalam memulai penelitian kopi, revitalisasi perkebunan kopi, pengembangan kapasitas untuk petani dan pengumpul lokal, penguatan koperasi, peningkatan akses ke keuangan mikro, memulai diskusi tentang rehabilitasi infrastruktur dengan pemerintah, mendorong peraturan pro-petani dan peningkatan nilai tambah dalam kopi.

MPKG memainkan peranan penting dalam menjembatani kebutuhan petani dan sumber daya pemerintah, terbukti, pemerintah telah meningkatkan alokasi anggaran daerah dan nasional untuk mendukung budaya kopi di provinsi tersebut. MPKG percaya bahwa forum semacam ini terbukti bermanfaat bagi petani kecil terutama dalam kemampuannya untuk membantu menyalurkan prioritas dan memastikan pemantauan alokasi dana. MPKG berharap model forum bisa menjadi sesuatu yang bisa diterapkan oleh daerah lain sehingga memberikan manfaat yang lebih luas.

Salah satu anggota SCOPI, Hanns R. Neumann Stiftung, singkatnya HRNS, berbagi pendekatan mereka dalam memperkuat organisasi petani melalui penyediaan akses ke pelatihan, pasar, meningkatkan potensi kolaborasi, serta menyediakan akses ke dukungan keuangan. Keempat pilar ini diyakini menjadi kunci dalam mencapai tujuan kelompok tani kopi. Berfokus lebih pada dukungan keuangan, penggerak utama lain menuju penguatan kelompok tani, BTPN Syariah, berbagi konsep yang terus berkembang tentang klien berbasis petani mereka. BTPN Syariah percaya bahwa istilah bankable harus cair, daripada menunggu petani menjadi bankable, lembaga keuangan dapat memodifikasi layanan mereka lebih inklusif dan dapat memainkan peran penting dalam membuat petani menjadi bankable. Layanan dapat dimulai dari persiapan, dan kemudian Bank memulai program bertahap yang berdurasi tiga tahun lebih dimana BTPN dapat membantu kontribusi mereka terhadap pengembangan komunitas pertanian. Kami menaruh harapan pada BTPN, dan bagaimana lembaga keuangan mulai membuat inovasi baru yang berpusat pada inklusivitas.

Lokakarya Penguatan Organisasi Petani memberikan usulan/rencana aksi sebagai berikut:

Bagaimana SCOPI bisa menjadi enabling agent yang bisa membuat roadmap dengan memperhatikan aspek kontrol sosial, di mana SCOPI bisa memainkan perannya sebagai convener.

Kami menantikan perkembangan lebih lanjut tentang ini.

 

Paparan:

 

MPKG Aceh Gayo_Organisasi yang Kuat dapat Meningkatkan Posisi Tawar

MPKG Aceh Gayo_Struktur Forum Kopi Aceh

BTPN Syariah_Model Kemitraan Financial

CMEA_Strengthening Farmer Organization

Strenghtening Farmer Organization (incl. Access to Finance & Market) (HRNS)_SCOPI 2019

Service Delivery Models (PT. Indocafco)_SCOPI 2019

Share this Post