SCOPI Training 61 Pengelola Industri Perkopian Indonesia dari 15 Provinsi

KBRN, Bondowoso : Sebanyak 61 pengelola industri perkopian di Indonesia dilatih untuk mampu memiliki keterampilan membudidaya kopi yang baik dan benar, sesuai dengan kurikulum nasional yang diluncurkan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) bersama Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

“Kegiatan Training of Trainers (ToT) ini untuk mencetak master trainers atau mereka yang biasa memberikan pelatihan di daerahnya agar bisa membudidaya kopi Arabika sesuai dengan kurikulum nasional dan modul untuk latihan budidaya kopi serta pascapanen,” kata Direktur Eksekutif SCOPI, Veronica Herlina di sela pelatihan, Senin (28/8/2017).

Ia mengemukakan, kegiatan ini untuk mempercepat pelatihan atau training di sejumlah provinsi penghasil kopi, sehingga masing-masing provinsi memiliki visi dan misi yang sama serta menggunakan modul yang sama baik materi maupun prakteknya dalam membudidaya kopi.

“Visi misi yang kita tuangkan dalam buku kurikulum diantaranya, bagaimana supaya budidaya kopi ini berkelanjutan, tidak merusak lingkungan dan mampu meningkatkan produktivitas kopi secara maksimal,” ujarnya.

Menurut Veronika, petani kopi Indonesia mayoritas belum mengetahui cara budidaya kopi yang baik dan benar, yang berpengaruh kepada peningkatan produktivitas maupun kualitas. Dengan kurikulum tersebut, ia optimis kopi milik petani Indonesia akan berbanding lurus antara peningkatan produktivitas dengan kualitas.

“Kita berupaya menyeimbangkan antara produktivitas dengan kualitas. Karena jika produktivitasnya naik tetapi kualitasnya buruk, akan percuma karena harganya menjadi anjlok. Jadi antara produktivitas dan kualitas harus seimbang,” katanya.

Ada 61 peserta dari 15 provinsi penghasil kopi terbaik yang mengikuti pelatihan Training of Trainers di aula hotel Ijen View selama tiga hari, terhitung Minggu, 27 Agustus. Diantaranya, provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Lampung dan Nusa Tenggara Barat.

“Dari 15 provinsi ini kita bisa percepat mereka untuk menerapkan training di daerah masing-masing. Kegiatan kita tidak berhenti disini namun akan berkelanjutan dan kita akan terus monitor mereka,” katanya.

Veronika menambahkan, alasan memilih Bondowoso sebagai tempat Training of Trainers, karena adanya kegiatan Festival Kopi Nusantara 2017 yang merupakan bukti keseriusan pemkab Bondowoso mendukung kegiatan perkopian. Ia berharap, para peserta ToT mencontoh Bondowoso menggelar Festival Kopi Nusantara sebagai salah satu bentuk promosi dan penguatan perkopian di daerahnya.

“Kita apresiasi Bupati Bondowoso yang sangat menssuport kegiatan kopi. Banyak sekali kegiatan yang konsentrasinya ke kopi. Saya sangat bangga dengan pemkab Bondowoso yang mensupport penuh kegiatan kita disini,” ujarnya. (DA/DS)

 

 

Sumber: Artikel ini diposting oleh Diana Arista di website Radio Republik Indonesia pada link “http://www.rri.co.id/post/berita/428704/ekonomi/scopi_training_61_pengelola_industri_perkopian_indonesia_dari_15_provinsi.html”

Share this Post