Kopi Indonesia Salah Satu Kopi Terbaik di Dunia. Mengapa Banyak Yang Belum Pernah Mencoba?

Permintaan kopi Indonesia dari seluruh dunia sudah ada, tetapi masih banyak yang belum mencicipi kopi dari produsen kopi terbesar keempat di dunia. Inilah alasannya.

 

JAKARTA, Indonesia – Seorang petani kopi menjadi bangga ketika dia melihat para calon pembeli meningkatkan tawaran harga untuk kopi yang dia produksi dengan susah payah.

“Itu adalah kopi termahal ketiga yang pernah dibeli di Atlanta,” ujar Stefanus dengan bangga kepada Rappler, mengenai sebuah lelang terdahulu pada bulan April di Amerika Serikat.

Kopi yang telah Stefanus bantu buat dan dilelang, Flores Manggarai, adalah kopi dengan campuran rasa kayu manis, coklat, hazelnut, dan teh hitam dari Nusa Tenggara Timur. Kopi itu adalah salah satu dari 14 kopi spesialitas yang dapat dibeli pada pelelangan di Jakarta, Sabtu, 15 Oktober.

Semua keempat-belas kopi tersebut telah dinilai berulang kali oleh Q Graders, sebuah sistem mendunia yang menilai kualitas kopi. Keempat-belas kopi tersebut berasal dari Indonesia. (Baca: Coffee lover? Top Indonesian beans, coffee according to the Australian ambassador)

Para barista, distributor, pemanggang kopi, pemilik kafe, dan pedagang kopi merupakan beberapa dari sejumlah peserta lelang yang menaikan tawaran harga untuk membawa pulang 30 kilogram dari biji kopi mentah keinginan mereka. Tidak lama sebelumnya, ada sebuah sesi mencicipi keempat-belas kopi tersebut, dan memilih kopi yang akan mereka perebutkan.

Suryawan Wijaya, seorang yang membantu mengorganisir acara, mengatakan bahwa acara seperti ini bertujuan untuk mendorong pengusaha muda untuk menjadi pedagang kopi, dan merupakan kesempatan bagi pembeli untuk datang ke Indonesia lalu melihat apa yang dapat ditawarkan industry kopi negara tersebut, dan meningkatkan bisnis ekspor kopi.

Tetapi prioritas acara ini, adalah para petani seperti Stefanus, yang diundang oleh panitia agar mereka dapat berbicara mengenai kopi buatannya, melihat permintaan kopi oleh pembeli, dan bertemu dengan para pembeli kopi sendiri.

“Maknanya adalah untuk memberikan apresiasi kepada para petani yang bekerja keras dan baik untuk membuat kopi. Mereka akan merasa dihargai, di sebuah acara meriah, tetapi tetap memiliki nilai komersil,” Ujar Wijaya.

Kopi Flores Manggarai dijual dengan harga $31 per kilogram.

 

 

Terbaik di Dunia

Pelelangan di Jakarta International Expo yang diorganisir oleh Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) dan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), adalah versi kecil pelelangan besar yang diadakan di Atlanta 6 bulan sebelumnya.

Pada bulan April tersebut, Specialty Association Coffee of America (SCAA) menyorot Indonesia sebagai “rumah dari kopi terbaik” di Georgia World Congress Center. Acara di Atlanta tersebut memperlihatkan kopi yang sama dengan dilelang di Jakarta tetapi di depan panggung dunia, dimana pembeli dari seluruh dunia dapat menawarkan harga untuk kopi tersebut.

Pada pelelangan di Jakarta, satu karung kopi dapat dihargai dari $3 per kilogram, hingga harga mengesankan yaitu $36 per kilogram. Kopi dari Jawa Barat, Gunung Puntang, yang memenangkan harga tertinggi di Jakarta, juga mendapatkan harga tertinggi di Atlanta, dimana kopi tersebut dibeli untuk $55 per kilogram oleh sebuah kafe di Colorado.

Eksportir kopi Moelyono Soesilo, penawar yang memenangkan kopi Gunung Puntang, mengatakan kepada Rappler bahwa dia membeli kopi dengan rasa floral, malt, earl grey, butterscotch, dan lemon bukan untuk menjualnya kembali, tetapi untuk dinikmati sendiri.

“Saya ingin membagi kopi ini dengan sesame penikmat kopi dari Indonesia lainnya. Mungkin akan saya kirim ke Semarang, kota saya, lalu kami akan berbincang dengan pecinta kopi lainnya,” katanya, menambahkan bahwa dia telah merencanakan untuk membeli karung spesifik ini.

“Dari $55 hingga $36 – saya memang beruntung!,” ujarnya.

Ranni Endang, merupakan anggota kooperasi Kelompok Tani Hutan, yang memproduksi kopi paling banyak dijual, mengatakan bahwa acara seperti ini sangan menguntungkan bagi petani di organisasi mereka, “karena para petani dapat mempelajari posisi kopi buatannya di dunia dan industri internasional.”

“Hal itu dapat merubah hidup mereka, perspektif mereka, cara mereka berpikir. Mereka tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa mereka adalah bagian dari pemenang. Sekarang mereka sadar kalau sesuatu harus dilakukan untuk menjaga kualitas ini.”

Endang juga mengatakan kalau para petani tidak hanya makin selektif dalam proses pembuatan kopi, tetapi mereka juga mengispirasi petani lain untuk menjadi baik dan berhati-hati dalam proses mereka sendiri. (Baca: A Coffee Journey: From the Farm to Your Cup)

“Kita bisa mendapatkan kualitas yang baik tidak hanya di daerah kita, tetapi di seluruh provinsi juga. Mereka setidaknya dapat mengikuti dan mempelajari proses kami untuk membawa provinsi ini ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Endang.

 

 

Tidak Cukup

Tetapi jika kopi Indonesia memang sebagus yang dikatakan, lalu mengapa namanya tidak sepopuler seperti kopi Vietnam atau kopi Kolumbia?

Walau tak ada salah kopi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia, halangan utama industri kopi Indonesia mencegahnya untuk menjadi lebih terkenal: penyaluran.

Selain merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia di belakang Brazil, Vietnam, dan Kolumbia, Indonesia juga merupakan pengonsumsi kopi terbesar ketujuh secara global.

Produksi kopi tahun lalu mencapai rekor 11.5 juta karung, dengan ekspor 8 juta karung. Tahun ini kekeringan yang disebabkan oleh El Nino telah menurunkan pengeluaran tersebut.

 

Tetapi permintaan dari dunia tetap ada

Di Atlanta, Amerika Serikat menandatangani kontrak untuk mengimpor sebanyak $18 juta (Rp 234,4 miliar) kopi Indonesia. Kontrak lain telah ditandatangani oleh Mesir ($20 juta), Belgium ($1,5 juta), dan Singapore ($250.000).

“Di Indonesia, kita memiliki kopi bagus. Tetapi permasalahan utamanya adalah produktivitas. Yang dapat dilihat sekrang, konsumsi lebih besar daripada produksi,” kata Soesilo, yang mengekspor kopi ke Jepang, Amerika Serikat, Italia, Spanyol, dan German.

Endang setuju, mengatakan bahwa masalah utama ada pada keuangan.

“Hal ini sulit diikuti. Jika ingin meningkatkan produktivitas, anda harus memastikan para petani bahagia dan mereka tidak lapar,” ujar Endang.

 

Diperlukan Kolaborasi

Roberio Da Silva, Direktur Eksekutif dari International Coffee Organization (ICO), mengatakan perlunya dukungan kepada industry kopi Indonesia untuk membantu produksinya, karena Indonesia adalah salah satu produsen terpenting di dunia.

“Sukses dan kesejahteraan pada sektor kopi Indonesia adalah kepentingan utama permintaan dan penyaluran dunia,” katanya pada perkumpulan stakeholder pertukaran di Jakarta.

Solusi menurut Da Silva, adalah kolaborasi antara pemerintahan dan pihak bisnis.

“Yang paling penting adalah Indonesia memiliki sektor kopi yang berkelanjutan dan kompetitif – hal ini memerlukan kolaborasi dan koordinasi di antara sektor swasta dan publik,” ujar Da Silva.

 

 

Sumber dipublikasikan dalam Bahasa Inggris: “Indonesian coffee is among the world’s best. So why have many not tried it?” oleh Natashya Gutierrez. Dipublikasikan tanggal 18 Oktober 2016 di https://www.rappler.com/world/regions/asia-pacific/indonesia/bahasa/englishedition/149560-indonesian-coffee-industry-export

Share this Post