Kopi Java Preanger Berjaya di Atlanta, Amerika Serikat

AYI SUTEDJA, kelahiran Bandung 12 Januari 1965, adalah seorang Sarjana Pendidikan Luar Sekolah (PSL) IKIP Bandung, juga Alumni SMA Negeri 1 Bandung, di pertengahan bulan April tahun 2016 ini sontak namanya melejit bagai roket di kalangan masyarakat perkopian Indonesia. Pasalnya petani kopi asal Gunung Puntang Kab. Bandung yang berpenampilan sederhana, ramah dan bersahaja ini, baru saja mendapat penghargaan Juara Pertama dalam Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 pada tanggal 14-17 April 2016 lalu, yang digelar di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS).

Berawal dari hobbynya yang sangat kuat melekat dalam dirinya di bidang pencinta alam, maka sekitar tahun 2011 muncul keinginan Ayi untuk ikut berpartisipasi melestarikan hutan disekeliling Gunung Puntang, sambil berupaya mengembangkan manfaat fungsi hutan produksi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

Pada tahun 2011 tersebut sesaat setelah beliau berhenti dari PT. Lampita yang bergerak dalam bidang kontraktor listrik milik Rahmad Efendi (Walikota Bekasi), Ayi memulai lagi hoby lamanya sebagai pencinta alam di kawasan Gunung Puntang. Langkah tersebut dia lakukan berkat ajakan dari sahabat karibnya Kang Uci (budayawan Sunda), yang membuat hatinya tergerak untuk kembali menyatu dengan alam, dan mencoba belajar untuk ikut berpartisipasi melestarikan kawasan hutan disekitar Gunung Puntang.

Pada awal menjalani hobinya kembali sebagai pendaki Gunung Puntang, Ayi sering melihat kondisi sekitar Kawasan Hutan yang cenderung mengalami keruksakan, dimana kawasan sekitar hutan tersebut sudah berubah menjadi kebun aneka macam sayuran dalam wujud lahan terbuka, terasering yang kurang memadai dan pola tanam yang intensif. Sehingga di kawasan tersebut ketika musim penghujan tiba sering terjadi bahaya erosi, longsor serta limpasan air bah yang membajiri dataran rendah disekitarnya.

 

Mengembangkan Kopi Arabika

 

Dari pengalaman pengamatan kondisi kawasan tersebut akhirnya Ayi berpikir untuk mencoba memperbaiki kondisi lingkungan setempat, tetapi juga harus tetap ikut memikirkan peluang kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Dari berbagai upaya pemikiran penyelamatan hutan yang dia lakukan, akhirnya mempertemukan Ayi dengan seorang penduduk asli Gunung Puntang yang bernama Mamad. Pendek cerita, berkat dukungan dan bantuan dari Mamad inilah, akhirnya Ayi memutuskan untuk ikut mengembalikan kelestarian kawasan gunung puntang bersama masyarakat dengan penanaman kopi. Oleh warga setempat semula tanaman kopi hanya digunakan sebagai tanaman pagar untuk melindungi tanaman sayuran yang ditanam tanpa aturan disekeliling Gunung Puntang.

Dengan berjalannya waktu akhirnya upaya tersebut mulai menunjukan hasilnya, dimana tanaman kopi yang awalnya digunakan sebagai tanaman pembatas ternyata mulai berbuah dan mendatangkan manfaat ekonomi bagi petani sayuran itu sendiri. Dari pengalaman tersebut selanjutnya Ayi dan masyarakat setempat mulai mencoba serius untuk berkebun kopi di lahan perhutani.

Berkat dukungan dan bantuan bibit yang diberikan secara cuma-cuma oleh sahabat beliau “Mamad” (si pengembang pembibitan kopi arabika varietas Tipika) di Gunung Puntang. Ayi pun mulai membudidayakan kopi seluas 2 Ha pada bulan Juli tahun 2011, yaitu dengan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Langkah tersebut merupakan upaya Ayi untuk memberi contoh pada petani agar mau beralih dari usaha budidaya sayuran ke jenis budidaya tanaman tahunan, yaitu kopi. Tindakan serupa itu tentu saja merupakan langkah simpatik dari Ayi, yang bukan hanya sekedar mengajak untuk melestarikan lingkungan atau melarang berbudidaya sayuran, akan tetapi melakukan aksi langsung yang dapat diikuti masyarakat setempat. Replanting kopi pun dilakukannya di lahan-lahan bekas sayuran yang ditinggalkan oleh para petani, dimana hingga tahun 2016 ini luas pengembangan lahan budidaya kopi jenis Tipika di Gunung Puntang yang dikelola oleh Ayi sudah mencapai 4 Ha.

 

 

Riwayat Ketenaran Kopi Gunung Puntang

 

Keramahan dan keluwesan pergaulan Ayi membuatnya dikenal dan dipercaya oleh orang-orang disekelilingnya, salah satunnya PT. Olam yang bergerang dibidang agribisnis. PT. Olam melalui Koperasi Sunda Hejo yang dipimpin oleh Deni Glen selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2011, 2012 dan 2013 memberikan bantuan bibit secara Cuma-Cuma kepada kelompok tani “Murbeng Puntang” yang diketuai oleh Ayi. Kelompok tani yang beranggotakan sebanyak 5 orang ini mencoba membudidayakan kopi dengan kepadatan populasi hanya 1.000 pohon per Ha.

Anak dari Otong Somali (Alm) ini benar-benar mempunyai pendirian yang kukuh untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumber daya alam, sehingga beliaupun dalam menjalankan usaha budidaya kopi tersebut tidak mau menggunakan pupuk dan obat-obatan yang berbahan kimia. Mulai dari tahap pembukaan lahan, penanaman hinga pemeliharaan, semua dilakukannya dengan cara-cara yang ramah lingkungan. Oleh karena itu tentu saja produk kopi yang dihasilkan oleh Ayi dkk sangat pantas untuk menyandang predikat sebagai Kopi Organik.

Langkah Ayi dalam mengembangkan usaha budidaya kopi ternyata tidak berhenti hanya sampai puas melihat panen buah kopi yang lumayan melimpah, tetapi beliau terus berupaya untuk menciptakan produk olahan kopi yang berkualitas dan disukai dipasaran luas. Untuk upaya pengolahan hasil ini Ayi benar-benar belajar outodidak, dia rajin bertanya kepada para petani kopi senior disekitarnya, sampai akhirnya beliau menemukan formula sendiri dalam pengolahan buah kopi berkualitas dan diakui pasar.

Sebagai upaya untuk memperkenalkan produk kopi agar menembus pasar yang luas, maka berbagai event diikuti oleh Ayi, mulai dari pameran, seminar, dialog maupun promosi-promosi berskala nasional. Hingga akhirnya dari berbagai pergaulan yang Ayi jalani tersebut membawanya bergabung dengan sebuah lembaga yang bernama Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI). Lembaga nirlaba tersebut berkedudukan di Jakarta, dengan memiliki tujuan untuk mendorong para pelaku budidaya kopi agar menjalankan usaha budidayanya dengan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan, serta memberikan kesempatan kepada para petani dalam rangka perbaikan ekonomi dan ketahanan pangan melalui ajang pameran dan lomba uji cita rasa kopi, yang kesemuanya itu dilakukan melalui pendekatanPublic Private Partnership. Aktivitas yang dilakukan SCOPI tersebut 40% berupa seminar, dialog dan pembinaan lainnya, serta 60% lagi merupakan berbagai aksi yang menyentuh langsung kepada para pembudidaya Kopi. Melalui SCOPI ini nama beliau mulai terangkat dikancah internasional.

 

Dari Gunung Puntang ke Atlanta

 

Ajang kejuaraan cita rasa kopi yang pertama kali diikuti oleh Ayi adalah Jakarta International Expo pada Nopember 2015, dimana pada event tersebut Kopi milik Ayi berhasil meraih nilai terbaik 1 (85,3) dan terbaik ke 2 (83,5). Dari hasil kejuaraan tersebut mulailah Kopi milik Ayi dikenal secara dikalangan pencinta kopi.

Selanjutnya sekitar awal tahun 2016 pihak Kementerian Perdagangan RI yang di didukung oleh Caswells Coffee, yaitu lembaga penjamin mutu produk kopi dengan sertifikat standar Specialty Coffee Association of America (SCAA), menyeleksi kualitas produk kopi dari berbagai daerah di Indonesia yaitu sebanyak 74 sampel kopi, yang hasilnya nanti akan diikutkan dalam Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 Tanggal 14-17 April 2016 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS).

Dari 74 sample tersebut telah terpilih 20 besar sample dengan skor teratas akan dipergunakan di beberapa aktivitas di paviriun Indonesia dan Standar Specialty Coffee Association of America (SCAA) 2016, yaitu kopi:

 

  1. Gunung Puntang
  2. Mekar Wangi
  3. Manggarai
  4. Malabar Honey
  5. Atulintang
  6. Toraja Sapan
  7. Bluemoon Organic
  8. Gayo Organic
  9. Java Cibeber
  10. Kopi Catur Washed
  11. West Java Pasundan Honey
  12. Pantan Raya
  13. Arabica Specialty Gayo
  14. Arabica Toraja
  15. Golawa
  16. Redelong
  17. Andungsari
  18. Ende
  19. Kopi Catur Hinay
  20. Temanggung.

 

 

Sumber: “KOPI JAVA PREANGER BERJAYA DI ATLANTA – AS” ditulis oleh Siti Purnama & Agus. Dipublikasikan tanggal 21 April 2016 pada http://disbun.jabarprov.go.id/index.php/artikel/detailartikel/81

Share this Post