Detail Kegiatan

  • Tentang: Training of Trainers
  • Tanggal: 06 Sep 2022
  • Lokasi: Takengon

Deskripsi Kegiatan

Takengon - Aceh Tengah, 04-06 September 2022 - Sustainable Coffee Platform of Indonesia  (SCOPI) bekerjasama dengan International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) dalam menginisiasi kegiatan Training of Trainers untuk merekrut calon penyuluh utama kopi berkelanjutan atau disebut Master Trainer (MT). Kegiatan yang dilaksanakan secara luring di Parkside Gayo Petro Takengon ini merupakan salah satu program dari rangkaian kerjasama SCOPI dengan ITFC yaitu “Indonesia Coffee Export Development Program” dengan fokus wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Karo. Program kerjasama SCOPI-ITFC ini mempunyai tujuan utama meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kopi Indonesia secara berkelanjutan dengan memperluas kegiatan pengembangan kapasitas MT dan petani kopi dalam menerapkan praktik budidaya kopi berkelanjutan dan pasca panen yang baik. 

Peserta ToT diikuti oleh 38 calon MT yang berasal dari perwakilan penyuluh pertanian lapangan, staf agronomis perusahaan swasta, LSM, universitas, dan petani andalan yang mempunyai komitmen dalam melaksanakan pemberdayaan dan penyuluhan ke petani kopi setelah mengikuti kegiatan ToT. Kegiatan  dibuka pada tanggal 04 September 2022 dengan sambutan dari Bapak Eman Wisnu Putra selaku Direktur Eksekutif SCOPI. Menurutnya, kegiatan ToT yang diadakan di Aceh Tengah ini merupakan peluang yang sangat baik bagi tuan rumah. Hal ini dapat menjadi dasar awal gerakan masif dalam merekrut tenaga penyuluh pertanian yang kompeten. Dengan demikian, peningkatan kualitas dan kuantitas kopi Arabika dapat tercapai, khususnya untuk Provinsi Aceh dan Sumatera Utara yang merupakan penghasil kopi Arabika terbesar di Indonesia.

SCOPI juga berterimakasih untuk kontribusi utama dari ITFC, bersama dukungan dari berbagai multi-stake holder seperti Pemerintah Provinsi Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, Pemerintah Kabupaten Karo, Global Coffee Platform serta kontribusi dari PMO Kopi Nusantara, Pupuk Indonesia Holding Company beserta Pupuk Iskandar Muda dalam pertemuan kegiatan pelatihan selama tiga hari ini.  

Sementara Bapak Ir. Nasrun Liwanza MM selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah mengungkapkan kebahagiaannya karena Aceh Tengah mendapatkan kepercayaan dari SCOPI untuk menjadi tuan rumah bagi pelatihan Kurikulum Nasional dalam GAP Arabika karena hasil budidaya yang belum optimal di Aceh Tengah. Kegiatan resmi dibuka secara simbolis dengan pemberian MT packages kepada peserta ToT. 

Dr. Ir. Retno Hulupi, SU selaku Grand Master Trainer (GMT) SCOPI hadir dan memaparkan materi GAP bagian 1 dari Kurikulum Nasional dan Modul GAP-Pascapanen. Dalam sesi pelatihan ini, Dr. Retno menekankan topik-topik seperti persiapan lahan, penanaman penaung, pemilihan bahan tanam/ varietas anjuran, pembibitan dan penanaman, pemeliharaan tanaman belum produktif, pangkas bentuk, pengelolaan naungan, pembuatan dan pengisian rorak dengan kompos/pupuk kandang. 

Melanjutkan pemaparan Bu Retno terkait materi GAP Bagian 2, Pak Bambang Haryanto, S.P, M.Si melanjutkan dengan topik pemupukan, pembuatan pupuk organik, pemangkasan pemeliharaan tanaman produktif, peremajaan, penyambungan, serta pengendalian hama penyakit serta gulma secara terpadu. 

Materi terkait Panen dan pengelolaan pasca panen Kopi Arabika Berkelanjutan : pengolahan, pengeringan, sortasi, penyimpanan & praktek uji citarasa sederhana dipaparkan oleh Ir. Cahya Ismayadi, M.Sc. Pelatihan ini menekankan bahwa kesalahan pengolahan di sektor hulu tidak dapat diperbaiki di pengolahan di sektor hilir (irreversible process). Selain itu kesalahan pengolahan di sektor hulu dapat menimbulkan cacat fisik (physical defects) dan menyebabkan mutu cita rasa menjadi tidak maksimum.

Kegiatan ToT dilanjutkan dengan praktek lapang di BPP Bies, serta praktek pengolahan pasca panen kopi Arabika yang dilakukan sepanjang hari kedua kegiatan ToT. Sebelum penutupan, peserta ToT membuat rencana tindak lanjut sebagai bahan verifikasi pemahaman peserta selama kegiatan dan menjadi acuan bagi peserta dalam menjalankan fungsi sebagai Master Trainer.

 

 

 

 


Share